Kamis, 13 Januari 2011

kebudayaan

Kebudayaan mempunyai hubungan erat dengan masyarakat. Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, segala sesuatu yang terdapat di dalam sesebuah masyarakat mempunyai hubungkait atau boleh ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Fahaman ini dikenal di kalangan ahli antropologi (kajian manusia) sebagai fahaman determinisme (atau penentuan) budaya. Herskovits seterusnya memandang budaya sebagai sesuatu yang diperturunkan daripada satu generasi ke generasi seterusnya dan konsep ini disebut sebagai organik lampau (atau ringkasnya superorganik).
Sementara itu, menurut Andreas Eppink pula, kebudayaan ialah keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta struktur-struktur kemasyarakatan, keagamaan selain penghasilan seni dan intelektual yang membentuk ciri-ciri khas sesebuah masyarakat. Pengertian sebegini dipersetujui oleh Edward B. Taylor. Beliau memandang budaya sebagai satu konsep menyeluruh yang rumit yang mengandungi ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, tatasusila, undang-undang, adat resam dan lain-lain kebolehan serta kebiasaan yang diperolehi oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Ahli antropologi dari alam Nusantara, iaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi pula memegang kebudayaan sebagai alat penghasilan karya seni, rasa dan penciptaan di dalam masyarakat.
Daripada kesemua pengertian ini, kebudayaan bolehlah disimpulkan sebagai keseluruhan cara hidup manusia termasuk hasil ciptaan dan pemikiran yang sesuai dengan kehendak rohani dan jasmani yang menjadi amalan untuk kesejahteraan hidup sesuatu kelompok masyarakat

Senin, 03 Januari 2011

manfaat menghargai waktu

Waktu yang saat ini kita jalani semata-mata adalah “hadiah” atau “anugerah” dari Tuhan. Dengan cara apakah kita memanfaatkannya? Apakah kita mengisinya dengan penuh tanggung jawab ataukah tidak? Jika kita menikah, apakah kita menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan bertanggung jawab di dalam Tuhan? Jika kita tidak menikah, apakah kita juga menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab di dalam Tuhan?

tidak menghargai waktu

Ternyata kita sadari atau tidak, status berkembang tersebut terjadi akibat dari perilaku kita sendiri. Salah satunya adalah kita kurang menghargai waktu. Waktu yang ada kadang hanya terbuang percuma oleh berbagai aktivitas kita yang mubadzir.. Hal itu diperparah lagi dengan sikap kita yang cenderung menghambur-hamburkan waktu dengan tidak tepat waktu.
Padahal dalam Al Qur’an surat al A’SHR disebutkan bahwa demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang orang yang beriman dan beramal shalih. Jika kita lihat lebih dalam lagi mengenai makna surat tersebut maka kita diwajibkan untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk berbuat kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat.
Salah satu cara dalam menghargai waktu adalah dengan selalu tepat waktu dalam berbagai hal. Dengan tepat waktu maka lebih banyak lagi hal-hal lainnya yang dapat kita kerjakan. Sesuai dengan kata pepatah: jika telah selesai mengerjakan sesuatu hal, kerjakanlah hal-hal lainnya.
Jika kita selalu datang tepat waktu, disiplin dalam memanfaatkan waktu maka secara tidak langsung kita telah menghargai waktu yang ada. Kita tidak menunggu untuk waktu yang cukup lama untuk menghadiri rapat tertentu. Bila dalam undangan disebutkan pertemuan dimulai pukul 10 siang, maka kita harus sudah sampai tempat tersebut paling tidak 5 menit sebelumnya. Lebih baik 1jam lebih awal daripada telat 1 menit.
Usahakanlah mulai saat ini juga, ubah sikap anda untuk membuat negeri ini lebih baik yaitu dengan disiplin dan tepat waktu sehingga waktu yang ada ini menjadi bermanfaat.

Senin, 27 Desember 2010